Blogroll

Baeti's Blog

Geografi Kelas X ( Tenaga Pembentuk Muka Bumi )

04.23 |


  1. Tenaga Pembentuk Muka Bumi
Bentuk permukaan bumi bersifat dinamis, artinya dari waktu ke waktu terus mengalami perkembangan dan perubahan.Secara umum bentuk muka bumi tidak rata, hal ini karena pengaruh kerjasama antara tenaga endogen dan eksogen.
·         Tenaga geologi yang berasal dari dalam yang disebut tenaga endogen, menyebabkan terjadinya bentuk/bangunan relief permukaan bumi. dipengaruhi oleh gejala vulkanisme dan tektonisme.
·         Tenaga geologi yang berasal dari luar yang disebut tenaga  eksogen, menyebabkan perombakan bangunan relief permukaan. Tenaga eksogen memiliki sifat merusak karena dapat mengubah
bentuk muka bumi yang telah ada. dipengaruhi oleh angin, air, dan gletser.

Bukti-bukti bumi mempunyai tenaga endogen :
·         Adanya gempa bumi. Gempa bumi ialah sentakan asli pada kerak bumi sebagai gejala pengiring
dari aktivitas tektonisme maupun vulkanisme dan kadang-kadang
runtuhan bagian bumi secara lokal.
·         Adanya gunung meletus
·         Adanya revolusi bumi
·         Adanya rotasi bumi
·         Adanya gravitasi bumi

Proses-proses pelepasan tenaga endogen dan eksogen :
·         Tektonisme
·         Vulkanisme

  1.  Diatropisme/Tektonisme/Tektogenesa
Tektonisme adalah perubahan letak lapisan bumi secara mendatar atau vertikal. Pada umumnya bentuk hasil tenaga tektonisme berupa lipatan dan patahan. Yang dimaksud gerak tektonik adalah semua gerak naik dan turun yang menyebabkan perubahan bentuk kulit bumi.
Diatropisme mencakup gerak epirogenetik dan gerak orogenetik.
a.       Gerak epirogenetik adalah gerak atau pergeseran kulit bumi yang relative lambat, berlangsung dalam waktu yang lama, dan meliputi daerah yang luas. Ada dua macam gerak epirogenetik, yaitu positif dan negatif.
1)      Epirogenetik positif , yaitu gerak turunnya daratan sehingga terlihat seakan permukaan air laut naik. Hal ini kelihatan jelas di pantai.
Contoh: Turunnya pulau-pulau di Indonesia bagian timur (Kepulauan Maluku dari pulau-pulau barat daya sampai ke Pulau Banda). Turunnya muara Sungai Hudson di Amerika yang dapat dilihat sampai kedalaman ± 1.700 meter. Turunnya lembah Sungai Kongo sampai 2.000 meter di bawah permukaan laut.

2)      Epirogenetik Negatif,  yaitu gerak naiknya daratan sehingga kelihatannya permukaan air yang turun. Misalnya, naiknya Pulau Buton dan Pulau Timor.

a.       Gerak Orogenetik adalah proses pembentukan pegunungan. Proses orogenetik meliputi luas areal yang relatif sempit dan dalam waktu relatif singkat. Misalnya, pembentukan pegunungan-pegunungan yang ada di bumi, seperti Pegunungan Andes,  Rocky Mountain, Sirkum Mediterania, dan Pegunungan Alpen.
Gerak orogenetik menyebabkan tekanan horizontal dan vertikal di kulit bumi, yang menyebabkan terjadinya dislokasi atau perpindahan letak lapisan kulit bumi. Peristiwa ini dapat menimbulkan lipatan dan patahan.
1)      Lipatan (Kerutan)
Gerakan tekanan horizontal menyebabkan lapisan kulit bumi yang elastis berkerut, melipat, dan menyebabkan relief-relief muka bumi berbentuk pegunungan.
Contoh: Pegunungan-pegunungan tua, seperti Pegunungan Ural dan Allegani. Lipatan ini terjadi pada zaman primer. Pegunungan muda, seperti rangkaian Pegunungan Mediterania dan Sirkum Pasifik yang terjadi pada zaman tersier.
Rangkaian Pegunungan Mediterania dimulai dari Pegunungan Atlas, Alpen, Balkan, Asia Muka, Himalaya, Hindia Belakang, Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, sampai Maluku. Sedangkan Sirkum Pasifik memanjang dari Pantai Pasifik Amerika, Jepang, Filipina, Papua, Australia, sampai Selandia Baru.
Lipatan dibagi atas lipatan tegak, lipatan condong, dan lipatan rebah. Punggung-punggung lipatan disebut antiklinal dan lembah lipatan disebut  sinklinal.
2)      Patahan (Retakan)
Gerakan tekanan horizontal dan vertikal menyebabkan lapisan kulit bumi yang rapuh menjadi retak atau patah. Contoh: Tanah turun/ slenk, tanah naik/ horst, dan tanah bungkuk/ fleksur.
Gambar Lipatan

Gambar Antiklinal dan Sinklinal

Gambar Jenis-jenis Liapatan


Gambar Patahan
Dalam proses lipatan dapat terjadi fenomena pembalikan lipatan. Pada lapisan batuan yang telah mengalami pengikisan, antiklin dapat menjadi puncak pegunungan yang berderet memanjang tetapi sebaliknya antiklin juga dapat berada dalam satu lembah dengan sinklinnya berada di pegunungan.
1.       Vulkanisme
Vulkanisme adalah segala kegiatan magma dari lapisan dalam litosfer menyusup ke lapisan yang lebih atas atau sampai ke luar permukaan bumi. Magma adalah campuran batu-batuan dalam keadaan cair, liat, serta sangat panas. Aktivitas magma disebabkan oleh tingginya suhu magma dan banyaknya gas yang terkandung di dalamnya. Magma itu dapat berbentuk gas, padat, dan cair.
Ada dua bentuk gerakan magma yang berhubungan dengan vulkanisme, yaitu intrusi  dan  ekstrusi  magma.
a.       Intrusi Magma , yaitu terobosan magma ke dalam lapisan-lapisan litosfer tetapi tidak sampai ke permukaan bumi. Intrusi magma dapat dibedakan menjadi empat, yaitu sebagai berikut.
1)      Intrusi Datar (sill atau lempeng intrusi), yaitu magma menyusup di antara dua lapisan   batuan, mendatar dan pararel dengan lapisan batuan tersebut.
2)      Batolit adalah batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma, sebagai akibat penurunan suhu yang sangat lambat. Atau dengan kata lain, batolit adalah intrusi magma yang berada dekat dengan dapur magma. Pada gambar diatas tergambar pada angka 1 yang menunjukkan posisi terbentuknya batuan beku akibat dari intrusi yang disebut batolit.
3)      Lakolit, yaitu magma yang menerobos di antara lapisan bumi paling atas. Bentuknya seperti lensa cembung atau kue serabi.
4)      Gang (kor ok), yaitu batuan hasil intrusi magma yang menyusup dan membeku di sela-sela lipatan (korok).
5)       Diaterma adalah lubang (pipa) di antara dapur magma dan kepundan gunungapi, bentuknya seperti silinder memanjang.
6)      Intrusi korok atau gang adalah batuan hasil intrusi magma memotong lapisan-lapisan litosfer dengan bentuk pipih  atau lempeng. Dan perbedaan antara intrusi korok dengan sill adalah apabila sill batuan beku diantara 2 lapisan batuan. Sedangkan apabila intrusi korok adalah batuan beku yang terbentuk dari intrusi magma yang berbentuk pipih yang posisinya memotong antar lapisan batuan.
7)      Apolisa adalah semacam cabang dari intrusi gang namun lebih kecil atau percabangan magma yang ukurannya kecil atau sering disebut juga urat-urat magma.
Bentukan hasil intrusi magma merupakan sumber mineral yang memiliki arti penting secara ekonomi. Di daerah intrusi tersebut, seringkali ditemukan berbagai mineral, seperti intan, tembaga, besi, emas, perak, mineral logam serta mineral lainnya.
a.      Ekstrusi Magma, yaitu proses keluarnya magma dari dalam bumi dan sampai ke permukaan bumi. Materi hasil ekstrusi magma antara lain sebagai berikut.
1)      Lava , yaitu magma yang keluar sampai ke permukaan bumi dan mengalir ke permukaan bumi.
Lava hasil ekstrusi magma yang mengalir di permukaan bumi merupakan material yang keluar pada erupsi gunung api.
1)      Lahar, yaitu material campuran antara lava dan materi-materi yang terdapat di permukaan bumi berupa pasir, kerikil, atau debu, dengan air sehingga membentuk lumpur.
2)      Eflata dan  piroklastika, yaitu material padat berupa bom, lapili, kerikil, dan debu vulkanik.
3)      Ekhalasi (gas), yaitu material berupa gas asam arang, seperti fumarol  (sumber uap air dan zat lemas), solfatar  (sumber gas belerang), dan  mofet (gas asam arang).
Ekstrusi atau keluarnya magma dari dalam bumi sampai ke permukaan bumi identik dengan erupsi atau letusan gunungapi yang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu erupsi efusif dan  eksplosif.
1)      Erupsi Efusif, yaitu erupsi berupa lelehan lava melalui retakan (rekahan) atau lubang kawah suatu gunungapi.
Gambar Erupsi Efusif

1)      Erupsi Eksplosif, yaitu erupsi berupa ledakan dengan mengeluarkan bahan-bahan padat (eflata /piroklastika) berupa bom ,  lapili , kerikil, dan debu vulkanik, bersama-sama dengan gas dan fluida.
Gambar Erupsi Exsplosif
Eksplosif dapat terjadi jika magma yang terdapat dalam tubuh gunungapi sifatnya kental dengan kandungan gas yang tinggi sehingga tekanannya sangat kuat.
Erupsi juga dapat dibedakan berdasarkan bentuk lubang kepundan tempat keluarnya magma dari tubuh gunungapi. Berdasarkan hal ini kita mengenal tiga jenis erupsi, yaitu sebagai berikut.
  1. Erupsi Linear yaitu peristiwa letusan gunungapi, ketika magma yang dikandungnya keluar melalui retakan yang meman jang seperti sebuah garis. Fenomena alam yang tampak di muka Bumi akibat erupsi linear adalah deretan gunungapi yang memanjang, seperti terdapat di Laki Spleet (Islandia) dengan panjang rekahan mencapai 30 kilometer.
  2. Erupsi Areal yaitu jenis erupsi ketika dapur magma letaknya sangat dekat dengan permukaan bumi sehingga mampu membakar dan melelehkan lapisan batuan di sekitarnya sampai membentuk lubang yang sangat besar. Lava yang keluar melalui lubang kepundan yang sangat besar ini kemudian mengalir ke wilayah yang sangat luas di sekitarnya. Contohnya antara lain wilayah antara Argentina sampai Paraguay di Amerika Selatan.
  3. Erupsi Sentral yaitu jenis erupsi ketika material gunungapi keluar melalui sebuah lubang atau pusat erupsi sehingga membentuk kerucut gunungapi yang berdiri sendiri (single volcano). Erupsi sentral merupakan tipe letusan yang paling banyak dijumpai di muka bumi. Hampir semua gunungapi yang ada di Indonesia merupakan hasil erupsi sentral.
Gunung api adalah tempat di permukaan bumi yang pernah atau masih mengeluarkan magma. Dilihat dari bentuk dan terjadinya, ada tiga macam gunung api.
a.      Gunung Api Maar
Bentuknya seperti danau kecil (danau kawah). Terjadinya hanya karena letusan (eksplosi).  Bahannya terdiri atas efflata. Contohnya terdapat di lereng Gunung Lamongan Jawa Timur, di Pegunungan Eifel Jerman, dan di dataran tinggi Perancis Tengah.
Gunung Api berbentuk Maar
b.      Gunung Api Kerucut (Strato)
Bentuknya seperti kerucut, terjadi karena letusan dan lelehan (efusi), secara bergantian. Bahannya berlapis-lapis sehingga disebut lava gunung api strato. Jenis ini yang terbanyak di Indonesia.
Gunung Api berbentuk Strato
c.      Gunung Api Perisai (Tameng)
Bentuknya seperti perisai, terjadi karena lelehan maupun cairan yang keluar dan membentuk lereng yang sangat landai. Bahan lavanya bersifat cair sekali. Sudut kemiringan lereng antara 1o- 10o. Contoh: Gunung Mauna Loa dan Kilanca di Hawai.
Gunung Api berbentuk Perisai
Para ahli geologi membedakan letusan gunung api dalam 7 tipe yaitu:

a.      Letusan Tipe Hawaii
Ciri-ciri letusan tipe Hawai antara lain: (1) lava yang dikeluarkan dari lubang kepundan bersifat cair (2) lava mengalir ke segala arah (3) Bentuk gunung yang dihasilkan tipe hawaai menyerupai perisai atau tameng. (4) skala letusannya relative lebih kecil namun intensitasnya cukup tinggi.  Contoh gunung berapi dengan tipe letusan Hawaii antara lain: Gunung Maona Loa, Maona Kea, dan Kilauea di Hawaii.
b.      Letusan Tipe Stromboli
Letusan tipe Stromboli memiliki ciri-ciri: (1) seringnya terjadi letusan-letusan kecil yang tidak begitu kuat, namun terus- menerus, dan banyak mengeluarkan efflata. Contoh, Gunung Vesuvius di Italia, Gunung Raung di Jawa, dan Gunung Batur di Bali. (1) Letusannya memiliki interval waktu hampir sama. Gunung api Stromboli di Kepulauan Lipari tenggang waktu letusannya 12 menit, artinya setiap 12 menit kawah melontarkan material padat berupa pasir, batu, dan abu. (2) material yang dimuntahkan berupa material padat, gas, dan batu  Contoh tipe letusan Stromboli yaitu Gunung Vesuvius (Italia) dan Gunung Raung (Jawa).
Letusan tipe Tromboli
a.      Letusan Tipe Vulkano

Tipe vulkano mempunyai ciri-ciri, yaitu 1) Cairan magma yang kental dan dapur magma yang bervariasi dari dangkal sampai dalam, sehingga memiliki tekanan yang sedang sampai tinggi. Tipe ini merupakan tipe letusan gunung api pada umumnya. Contoh, Gunung Semeru di Jawa Timur, 2) Besar kecilnya letusan didasarkan atas kekuatan tekanan dan kedalaman dapur magmanya. 3) Daya rusak cukup besar.  Contoh: Gunung Vesuvius dan EtnadiItalia, serta Gunung Semeru di Jawa Timur
b.      Letusan Tipe Merapi
Letusan tipe ini mengeluarkan lava kental sehingga menyumbat mulut kawah. Akibatnya, tekanan gas menjadi semakin bertambah kuat dan memecahkan sumbatan lava. Sumbatan yang pecah-pecah terdorong ke atas dan akhirnya terlempar keluar. Material ini menuruni lereng gunung sebagai ladu atau gloedlawine. Selain itu, terjadi pula awan panas (gloedwolk) atau sering disebut wedhus gembel. Letusan tipe merapi sangat berbahaya bagi penduduk di sekitarnya.
c.       Letusan Tipe Perret atau Plinian
Tipe perret termasuk tipe yang sangat merusak karena ledakannya sangat dahsyat. Ciri utama tipe ini ialah letusan tiangan, gas yang sangat tinggi, dan dihiasi oleh awan menyerupai bunga kol di ujungnya. Contoh, letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883 dan St. Helens yang meletus pada tanggal 18 Mei 1980 merupakan tipe perret yang letusannya paling kuat dengan fase gas setinggi 50 km. Karena letusannya sangat hebat, menyebabkan puncak gunung menjadi tenggelam dan merosotnya dinding kawah, kemudian membentuk sebuah kaldera.
d.      Letusan Tipe PeleeLetusan tipe ini biasa terjadi jika terdapat penyumbatan kawah di puncak gunung api yang bentuknya seperti jarum, sehingga menyebabkan tekanan gas menjadi bertambah besar. Apabila penyumbatan kawah tidak kuat, gunung tersebut meletus

e.      Letusan Tipe Sint Vincent
Letusan tipe ini menyebabkan air danau kawah akan tumpah bersama lava. Letusan ini mengakibatkan daerah di sekitar gunung tersebut akan diterjang lahar panas yang sangat berbahaya. Contoh: Gunung Kelud yang meletus pada tahun 1919 dan Gunung Sint Vincent yang meletus pada tahun 1902.
Faktor-faktor yang menentukan tipe letusan gunung berapi :
1.      Derajat kekentalan magma
2.      Tekanan gas magmatik
3.      Kedalaman dapur magma.
4.      Jenis bahan yang dikeluarkan saat erupsi
Tanda-tanda gunung api akan meletus
1.    terdengarnya suara gemuruh dari dalam tanah
2.    suhu udara semakin panas
3.    hewan-hewan berlarian menjauh dari gunung
4.    sumber air atau mata air semakin mengering
5.    tumbuhan di sekitar gunung menjadi layu
6.    terjadi gempa kecil
7.    peristiwa ekshalasi atau semburan gas semakin kuat.
Post vulkanisme adalah peristiwa setelah gunung api meletus atau gunung api yang sudah mati. Termasuk peristiwa post vulkanisme adalah:
1.    makdani, adalah air panas yang mengandung mineral
2.    geyser, adalah mata air panas yang memancar ke atas
3.    terdapatnya sumber gas fumarol.
Berikut ini hal negatif yang bisa terjadi saat gunung meletus:
1.      Tercemarnya udara dengan abu gunung berapi yang mengandung bermacam-macam gas mulai dari Sulfur Dioksida atau SO2, gas Hidrogen sulfide atau H2S, No2 atau Nitrogen Dioksida serta beberapa partike debu yang berpotensial meracuni makhluk hidup di sekitarnya.
2.      Dengan meletusnya suatu gunung berapi bisa dipastikan semua aktifitas penduduk di sekitar wilayah tersebut akan lumph termasuk kegiatan ekonomi.
3.      Semua titik yang dilalui oleh material berbahaya seperti lahar dan abu vulkanik panas akan merusak pemukiman warga.
4.      Lahar yang panas juga akan membuat hutan di sekitar gunung rusak terbakar dan hal ini berarti ekosistem alamiah hutan terancam.
5.      Material yang dikeluarkan oleh gunung berapi berpotensi menyebabkan sejumlah penyakit misalnya saja ISPA.

6.      Desa yang menjadi titik wisata tentu akan mengalami kemandekan dengan adanya letusan gunung berapi. Sebut saja Gunung Rnjani dan juga Gunung Merapi, kedua gunung ini dalam kondisi normal merupakan salah satu destinasi wisata terbaik bagi mereka wisatawan pecinta alam.

Dampak positig gunung meletus:
  1. Tanah yang dilalui oleh hasil bulkanis gunung berapi sangat baik bagi pertanian sebab tanah tersebut secara alamah menjadi lebih subur dan bisa menghasilkan tanaman yang jauh lebih berkualitas. Tentunya bagi penduduk sekitar pegunungan yang mayoritas petani, hal ini sangat menguntungkan.
  2. Terdapat mata pencaharian baru bagi rakyat sekitar gunung berapi yang telah meletus, apa itu? Jawabannya penambang pasir. Material vulkanik berupa pasir tentu memiliki nilai ekonomis.
  3. Selain itu, terdapat pula bebatuan yang disemburkan oleh gunung berapi saat meltus. Bebatuan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangungan warga sekitar gunung.
  4. Meski ekosistem hutan rusak, namun dalam beberapa waktu, akan tumbuh lagi pepohonan yang membentuk hutan baru dengan ekosistem yang juga baru.
  5. Setelah gunung meletus, biasanya terdapat geyser atau sumber mata air panas yang keluar dri dalam bumi dengan berkala atau secara periodik. Geyser ini kabarnya baik bagi kesehatan kulit.
  6. Muncul mata air bernama makdani yaitu jenis mata air dengan kandungan mineral yang sangat melimpah.
  7. Pada wilayah vulkanik, potensial terjadi hujan orografis. Hujan ini potensial terjadi sebab gunung adalah penangkan hujan terbaik.
  8. Pada wilayah yang sering terjadi letusan gunung berapi, sangat baik didirikan pembangkit listrik.


Jumlah Gunung Api atau Gunung berapi di Indonesia yang masih aktif 129 buah yang tersebar di wilayah Sumatera, Jawa, Bali dan NusaTenggara, Maluku, Sulawesi, dan Papua.
Jumlah dan Penyebaran
Jumlah gunung api aktif 129 buah. Jumlah gunung api yang meletus dalam 400 th terahkir 70 buah. Luas daerah yang terancam = 16.670 km2, dan jumlah jiwa yang terancam =5.000.000 orang. Persebaran Gunung Api di Indonesia : Sumatra : 30 buah, Jawa : 35 buah, Bali dan NusaTenggara: 30 buah, Maluku : 16 buah, Sulawesi : 18 buah, Jumlah : 129 buah.Daftar berikut mungkin ada perbedaan dengan data sebelumnya, sehingga perlupengecekan kembali atau disempurnakan melalui sumbernya atau instansi yangberwenang. Dari beberapa gunung berapi tersebut sebagian wilayahnya ada yang ditunjuk sebagai taman nasional seperti Gunung Bromo, G.Merapi, G.Ciremai, G. Gede, dan G. Merbabu.Untuk diketahui saja bahwa di Pulau Jawa terdapat nama Gunung Merapi begitu pula diPulau Sumatera terdapat Gunung Marapi yang biasa disebut juga Gunung Merapi.

1 komentar:

Uly Adiana S mengatakan...

Terimakasih ilmunya 😁

Posting Komentar