Blogroll

Baeti's Blog

Geografi kelas X ( Pelapukan )

08.18 |

Proses Pelapukan

Pelapukan adalah peristiwa penghancuran massa batuan, baik secara fisika, kimia, maupun secara biologis. Proses pelapukan batuan mem-butuhkan waktu yang sangat lama. Semua proses pelapukan umumnya dipengaruhi oleh cuaca. Batuan yang telah mengalami proses pelapukan akan berubah menjadi tanah.
Ada empat macam faktor yang memengaruhi terjadinya pelapukan batuan, yaitu sebagai berikut.
a)      Keadaan Struktur Batuan
Struktur batuan adalah sifat fisik dan kimia yang dimiliki oleh batuan. Sifat fisik batuan, seperti warna batuan, sedangkan sifat kimia batuan adalah unsur-unsur kimia yang terkandung dalam batuan tersebut. Kedua sifat inilah yang menyebabkan perbedaan daya tahan batuan terhadap pelapukan. Batuan yang mudah lapuk contohnya batu lempeng (batuan sedimen) dan batuan yang sukar lapuk contohnya batuan beku.
b)      Keadaan Topografi
Topografi muka bumi turut memengaruhi terjadinya proses pelapukan batuan. Batuan yang berada pada lereng yang curam cenderung akan mudah melapuk jika dibandingkan dengan batuan yang berada di tempat yang landai. Pada lereng yang curam, batuan akan dengan sangat mudah terkikis atau akan mudah terlapukkan karena langsung bersentuhan dengan cuaca sekitar. Namun, pada lereng yang landai atau rata, batuan akan terselimuti oleh berbagai endapan sehingga akan memperlambat proses pelapukan dari batuan tersebut.
c)      Cuaca dan Iklim
Unsur cuaca dan iklim yang memengaruhi proses pelapukan adalah suhu udara, curah hujan, sinar matahari, atau angin. Pada daerah yang memiliki iklim lembap dan panas, batuan akan cepat mengalami proses pelapukan  jika dibandingkan dengan daerah yang memiliki iklim dingin. Pergantian temperatur antara siang yang panas dan malam yang dingin akan semakin mempercepat pelapukan.
d)      Keadaan Vegetasi
Vegetasi atau tumbuh-tumbuhan juga akan memengaruhi proses pelapukan. Akar-akar tumbuhan tersebut dapat menembus celah-celah batuan. Jika akar tersebut semakinmembesar, ke kuatannya akan semakin besar pula dalam menerobos bebatuan. Selain itu, serasah dedaunan yang gugur juga akan membantu mempercepat proses pelapukan batuan. Serasah batuan tersebut mengandung zat asam arang dan zat humus yang dapat merusak kekuatan batuan.
Menurut prosesnya, pelapukan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu pelapukan mekanis, pelapukan kimia, dan pelapukan organis.
a)      Pelapukan Mekanis
Pelapukan mekanis ialah pelapukan yang bersifat merombak batuan secara mekanik, tanpa mengubah sifat batuannya. Pelapukan ini dapat terjadi karena perbedaan suhu siang malam dan beku celah.



1)      Perbedaan Suhu Siang dan Malam
Pada siang hari batuan mengalami pemuaian. Pada malam hari, suhu turun sangat rendah menyebabkan batuan menyusut dengan cepat. Hal ini akan mengakibatkan batuan retak-retak dan akhirnya hancur berkeping-keping. Gejala seperti ini terdapat di daerah gurun.
2)      Perubahan Volume Pada Celah-celah Batuan
Menurut Wardiyatmoko dan  Bintarto , celah-celah batuan di daerah sedang atau daerah sekitar kutub dapat kemasukan air pada musim panas. Pada musim dingin atau malam hari, air pada celah batuan menjadi es. Karena menjadi es, volumnya bertambah besar sehingga batuan akan pecah akibat terdesak oleh es yang ada di dalam celah batuan tersebut. Peristiwa ini dapat pula terjadi di daerah-daerah pegunungan tinggi.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan pelapukan mekanik, yaitu sebagai berikut.
(1)                            Perbedaan temperatur, akibatnya batuan akan mengalami proses pemuaian apabila panas dan sekaligus pengerutan pada waktu dingin. Jika proses ini terus berlangsung maka lambat laun batuan akan mengelupas, terbelah, dan pecah menjadi bongkah-bongkah  yang  kecil.
(2)                            Akibat erosi di daerah pegunungan dan akibat membekunya air di sela-sela batuan. Air yang membeku di sela-sela batuan volumenya akan membesar, sehingga air tersebut akan menjadi sebuah tenaga tekanan yang merusak struktur dari suatu batuan.
(3)                            Pengaruh kegiatan makhluk hidup, seperti hewan dan tumbuh-tumbuhan. Akar tumbuhan akan merusak struktur batuan, begitu juga dengan hewan yang selalu membawa butir-butir batuan dari dalam tanah ke permukaan. Selain hewan dan tumbuh-tumbuhan, manusia juga memberikan andil dalam terjadinya pelapukan mekanis (fisik). Dengan pengetahuan dan teknologinya, batuan sebesar kapal dapat dihancurkan dalam sekejap dengan menggunakan dinamit.

(4)                            Berubahnya air garam menjadi kristal. Jika terjadi pada air tanah yang mengandung garam, pada siang hari airnya menguap dan garam akan mengkristal. Kristal garam ini tajam sekali dan dapat merusak batuan yang tersebar di sekitarnya, terutama batuan karang yang terdapat di daerah pantai.
b)      Pelapukan Kimia
Pelapukan kimia adalah pelapukan yang terjadi akibat peristiwa kimia. Misalnya air hujan yang mengandung CO2 dan oksigen, memiliki tenaga melarutkan yang besar. Bentuk-bentuk seperti  ponor, dolina, uvala, jama, lokva, sungai bawah tanah,  stalaktit, stalakmit, dan tiang kapur merupakan hasil pelapukan kimia di daerah karst. Gejala pelarutan akan lebih cepat jika air tersebut mengenai batuan kapur atau karst. Bentuk-bentuk itu disebut  gejala-gejala karst.
1)    Ponor adalah lubang masuknya aliran air ke dalam tanah berupa masuknya air sungai ke dalam tanah di daerah kapur.
2)   Dolina adalah lubang di permukaan tanah kapur, yang bentuknya seperti corong, piring, dan sumur. Dolina ini terbentuk oleh air yang meresap ke dalam melalui rekah-rekah sehingga melarutkan kapur yang dilaluinya.
3)      Uvalaadalah beberapa dolina yang menjadi satu, merupakan dolina besar.
4)      Jama adalah dolina yang dinding-dindingnya tegak lurus.
5)      Lokva adalah danau di daerah karst, terjadi karena dasar dan dinding dolina tertutup oleh lapisan baru yang kedap sehingga air hujan yang jatuh akan terkumpul di dalamnya.
6)   Sungai bawah tanah adalah aliran air yang terdapat di dalam tanah yang terjadi karena sungai biasa mengalir melalui daerah kapur. Aliran air tersebut meresap ke dalam celah-celah kapur dan akhirnya berkumpul serta mengalir kembali ke dalam tanah di daerah kapur.
7)      Stalaktit adalah endapan kapur yang menggantung pada langit-langit gua.
8)      Stalakmit adalah endapan kapur yang terdapat di dasar gua. Jika stalaktit dan stalakmit dapat menyatu maka akan menjadi tiang kapur.
Terdapat empat proses yang termasuk pada pelapukan kimia, yaitu sebagai berikut.
1)      Hidrasi , yaitu proses pembentukan batuan dengan cara mengikat batuan di atas permukaannya saja.
2)      Hidrolisa, yaitu proses penguraian air (H2O) atas unsur-unsurnya menjadi ion-ion positif dan negatif. Jenis proses pelapukan ini terkait dengan pembentukan tanah liat.
3)     Oksidasi, yaitu proses pengkaratan besi. Batuan yang mengalami proses oksidasi umumnya akan memiliki warna kecokelatan karena kandungan besi dalam batuan mengalami pengkaratan. Proses pengkaratan ini ber langsung sangat lama, tetapi batuan akan mengalami pelapukan.
4)         Karbonasi , yaitu proses pelapukan batuan oleh karbondioksida (CO2). Gas ini terkandung pada air hujan ketika masih menjadi uap air. Jenis batuan yang mudah mengalami karbonasi  adalah  jenis batuan kapur. Reaksi antara CO2 dan batuan kapur akan menyebabkan batuan menjadi rusak. Pelapukan ini berlangsung dengan bantuan air dan suhu yang tinggi. Air yang banyak mengandung CO2 (zat asam arang) dapat dengan mudah melarutkan batu kapur (CaCO2). Peristiwa ini merupakan pelarutan dan dapat menim bulkan gejala karst. Proses pelapukan batuan secara kimiawi di daerah karst disebut  kartifikasi . Gejala atau bentuk-bentuk alam yang terjadi di daerah karst , di antaranya  dolina (danau karst), gua dan sungai bawah tanah, serta stalaktit dan stalagmit.

Daerah karst terbentuk karena adanya proses karbonasi yaitu pelapukan batuan secara kimiawi.

c)      Pelapukan Organis

Pelapukan organis adalah pelapukan yang disebabkan proses organis. Misalnya akar tumbuhan dapat menembus batuan karena akar mengeluarkan zat yang dapat melarutkan batuan. Binatang-binatang membuat sarang dengan melubangi batuan hingga hancur. Untuk bahan bangunan rumah maka manusia memecah batuan. Pelapukan batuan juga dapat disebabkan oleh daun yang membusuk di atas batuan.

0 komentar:

Posting Komentar